Wednesday, 19 November 2008

Untitled

Kuingin menangis, namun tubuh ini tak mampu
berteriak di keramaian, tak seorangpun mendengar
layaknya hujan tanpa awan
lautan tanpa air
hati ini turut membeku dalam ingatan
perbuatan atas perasaan
pergi meninggalkan mentari
hilang dan menguap
sebagian darinya bangkit
berusaha menghangatkan ruang lingkup kelembaban
mencari cahaya yang dikira datang
bersama bagaikan bintang dengan malam
kelirukah? satu pertanyaan yang terucap
pohon - pohon bergoyang lemah seakan menyatakan kesalahan
air mengalir dengan deras riak layaknya menertawakan
dan aku sekali lagi jatuh dan mati

No comments: